obsessed love

obsessed love

Gangguan cinta obsesif (obsessive love disorder) merupakan kondisi ketika seseorang mengalami perasaan cinta yang obsesif terhadap orang lain, tanpa memperdulikan apakah perasaan tersebut dicintai balik atau tidak. Kondisi ini dapat menjadi gejala dari gangguan mental lain, seperti gangguan kepribadian borderline dan OCD dalam hubungan. Orang yang mengalami gangguan kelekatan (attachment disorders) juga dapat rentan terhadap kondisi ini. Beberapa tanda yang menunjukkan seseorang menderita gangguan cinta obsesif antara lain perilaku posesif seperti memantau kegiatan orang yang dicintainya, ingin selalu bersama, dan menginginkan kendali atas kehidupan orang tersebut. Gangguan cinta obsesif mungkin bukan diagnosis yang secara luas diakui, namun bisa menggambarkan pola ikatan romantis yang sangat intens dan berlebihan yang banyak orang rasakan. Perasaan cinta yang obsesif juga dapat terhubung dengan kondisi lain yang lebih dikenal, seperti BPD, OCD dalam hubungan, dan erotomania. Gangguan cinta obsesif dapat menyebabkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari dan masalah dalam hubungan. Ada beberapa cara untuk mengatasi gangguan cinta obsesif, seperti mengikuti program 12 langkah seperti Obsessive Love Anonymous (OLA) atau bergabung dengan kelompok dukungan online. Beberapa teori psikodinamik mengemukakan bahwa obsesi dengan seseorang dapat muncul karena ketiadaan atau ketiadaan cukupnya "obyek" yang menimbulkan kelekatan. Namun, obsesi seringkali lebih superficial dibandingkan dengan cinta yang sebenarnya. Sebaiknya perasaan cinta yang sehat melibatkan kombinasi dari beberapa faktor, termasuk kepribadian pasangan.