sistostomi adalah

sistostomi adalah

Sistostomi (5-572) - Situs Web Universitas Sumatera Utara Sistostomi punksi buli-buli (No. ICOPIM: 5-572) adalah prosedur untuk mengeluarkan urin dari kandung kemih melalui kateter yang dimasukkan ke dalam perut bagian bawah melalui celah pada kulit dan dinding perut. Prosedur ini berguna untuk mengatasi retensi urin dan ruptur uretra, yang dapat menyebabkan penumpukan urin di dalam kandung kemih. Sistostomi suprapubik, di sisi lain, adalah prosedur bedah di mana sebuah lubang dibuat di kandung kemih untuk mengeluarkan urine dengan menggunakan kateter. Artikel ini menjelaskan anatomi, topografi, histologi, fisiologi, dan biokimia dari sistem saluran kemih bagian bawah, serta indikasi, kontraindikasi, dan pertimbangan teknis untuk sistostomi suprapubik, termasuk cara-cara pengaturannya dengan pendekatan terbuka atau perkutan. Retensi urine bisa terjadi ketika urine yang terkumpul di dalam kandung kemih melampaui batas maksimal dan tidak dapat dikeluarkan sesuai dengan keinginan. Salah satu penyebabnya adalah striktur uretra, yaitu penyempitan pada lumen uretra. Sistokopi bertujuan untuk mengangkat batu di uretra dan kandung kemih, dan dilakukan setelah pemberian obat bius atau anestesi pada pasien. Tindakan kateterisasi suprapubik atau sistostomi dilakukan pada pasien yang gagal dilakukan pemasangan kateterisasi uretra untuk mengeluarkan urin dari kandung kemih. Selain itu, kistektomi adalah operasi untuk menghilangkan kandung kemih yang sering kali dilakukan untuk mengatasi kanker kandung kemih stadium lanjut. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin perlu memasang kateter langsung ke dalam kandung kemih melalui sayatan kecil di perut, jika ditemukan tanda-tanda ruptur uretra atau kesulitan buang air kecil. Kantong drain dipasang untuk menampung air seni dalam prosedur ini. Dalam asuhan keperawatan, prosedur irigasi bladder juga dapat digunakan untuk mengatasi retensi urin pada subyek benigna prostat hiperplasia. Proses pengkajian selama anamnesis dan pemeriksaan fisik serta penunjang dengan tes faal ginjal, sedimen urin, foto polos abdomen/pelvis, dan uretrografi dapat membantu dalam menentukan penanganan yang tepat untuk pasien. Kesimpulannya, sistostomi adalah prosedur penting untuk mengatasi retensi urin dan ruptur uretra pada kandung kemih. Prosedur ini dapat dilakukan dengan menggunakan kateter, atau melalui pembedahan dengan pendekatan terbuka atau perkutan. Seluruh proses ini perlu dipertimbangkan dengan hati-hati oleh dokter dan tenaga medis untuk memastikan keselamatan dan efektivitasnya bagi pasien.