asal usul malaysia

asal usul malaysia

Sejarah Malaysia dimulai sejak 1,83 juta tahun yang lalu, dengan bukti tertua tempat tinggal hominid di Asia Tenggara. Bukti tempat tinggal manusia modern terawal ditemukan di Gua Niah di Sarawak saat ini, yang dijuluki "Tengkorak Dalam" dan berusia 40.000 tahun. Pada 16 September 1963, Sarawak, Singapura, Borneo Utara atau lebih dikenal sebagai Sabah, menjadi negara bagian dari federasi baru bernama Malaysia, termasuk Federasi Malaya. Asal kata "Melayu" masih diperdebatkan, dengan teori menghubungkannya dengan bahasa Sanskrit yang merujuk pada daerah pergunungan, atau bahasa Tamil yang berarti "gunung" dan "tanah", tetapi kajian genetik Asia menunjukkan bahwa manusia asli Asia Timur berasal dari Asia Tenggara. Kelompok orang asli di Semenanjung Malaysia dapat dibagi menjadi tiga etnis, yaitu Negrito, Senoi, dan Melayu Proto. Sejarah Malaysia dimulai sejak zaman Kesultanan Melayu Melaka pada sekitar tahun 1400 Masehi. Pada zaman kejayaannya, wilayah kesultanan ini meliputi sebagian besar Semenanjung Malaysia dan Pantai Timur Sumatera. Sebelum pembentukan Malaysia, negara ini disebut Persekutuan Tanah Melayu di Semenanjung Malaysia. Namun, tidak ada rujukan tentang asal-usul nama ini. Asal kata "Malaysia" berasal dari negara Barat yang merujuk pada Semenanjung Melayu dan Kepulauan Melayu karena kekuasaan dominan etnis Melayu di kepulauan tersebut pada waktu itu. Meskipun nama "Malaysia" merupakan konsep modern dan baru saja diciptakan pada akhir abad ke-20, Malaysia kontemporer menganggap seluruh sejarah Tanah Melayu dan Borneo termasuk zaman prasejarah, sebagai sejarah tersendiri. Bangsa Melayu adalah kelompok etnis terbesar di Malaysia dan terdiri dari sekitar 50,8% dari jumlah total penduduk. Islam mendominasi kebudayaan Melayu, dan banyak kata dalam Bahasa Malaysia berasal dari Bahasa Arab, Bahasa Portugis, Bahasa Cina, Bahasa Inggris, dan Bahasa Perancis. Reog, sebuah pertunjukan seni rakyat, diciptakan oleh Ki Ageng Surya Alam pada zaman Kerajaan Majapahit sebagai sindiran kepada sang raja yang mudah dipengaruhi istrinya. Namun, banyak campur tangan sang istri dalam tata pemerintahan membuat salah satu punggawa Surya Alam tidak menyukainya.