gunung freeport sebelum digali

gunung freeport sebelum digali

Sejarah Freeport, dari Gunung Salju Menjadi Gunung Emas PT Freeport Indonesia di Papua berawal dari ekspedisi KNAG yang ingin menemukan gunung salju atau pegunungan salju di daerah tersebut, diinspirasi dari catatan perjalanan Kapten Johan Carstensz pada tahun 1623. Meski ekspedisi tersebut tidak berhasil menemukan gunung salju tersebut, inilah awal munculnya perhatian besar Belanda terhadap daerah Papua serta pembuatan peta wilayah Papua pada tahun 1907-1915. Penemuan dan eksplorasi atas kandungan mineral di Papua dilakukan oleh Jean Jacques Dozy, seorang geolog asal Belanda dan ahli pemotretan geologi pertama di dunia. Freeport kemudian menemukan gunung dengan kandungan perak dan emas langka di Papua melalui ekspedisi yang dilakukan oleh insinyur asal Belanda, Wissel, yang sebelumnya bekerja di perusahaan minyak Batavia atau Bataafsche Petroleum Maatschappij. PT Freeport Indonesia kemudian melakukan kegiatan tambang di area Grasberg, dengan divisi geologi yang bertugas untuk eksplorasi dan memetakan kandungan mineral yang berada di seluruh area tambang. PT Freeport Indonesia menembus hutan dan gunung untuk menggali cadangan emas di Papua, dengan potensi cadangan tembaga terbesar di dunia, yang harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk kemakmuran rakyat. Ertsberg-lah yang pertama kali ditemukan pada 1936 dan dinamai sesuai karakteristiknya ‘Ertsberg’ yakni Gunung Tembaga. PT Freeport Indonesia melakukan ekspedisi kembali pada 1963 untuk menemukan Ertsberg kembali, dan menjadi beruntung karena Sukarno melemah pada 1966 dan jatuh pada 1967, menjadikan Letnan Jenderal Soeharto yang menggantikannya sebagai Presiden RI, yang pada saat itu telah keluar Undang-undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal yang memberikan kesempatan bagi perusahaan swasta untuk masuk ke sektor pertambangan nasional.