raja bulu pisang

raja bulu pisang

Pisang Raja Bulu dan Filosofinya dalam Tradisi Indonesia Pisang Raja Bulu adalah salah satu jenis pisang yang sangat populer di Indonesia, terutama di Pulau Jawa. Pisang Raja Bulu termasuk ke dalam golongan pisang meja (banana) yang dapat langsung dikonsumsi atau diolah menjadi berbagai hidangan, seperti sale, dodol, nagasari, dan es pisang hijau. Keunikan Pisang Raja Bulu terletak pada teksturnya yang halus, rasanya manis dengan warna putih dan merah serta memiliki rasa yang sedikit tajam dan madu. Selain itu, Pisang Raja Bulu juga cocok untuk dijadikan bahan baku roti, cake dan pisang moln. Pisang Raja Bulu memiliki bentuk yang melengkung dan kulitnya yang tebal berwarna kuning dengan bintik-bintik cokelat. Daging buahnya sangat manis, berwarna kuning kemerahan, bertekstur lunak, dan tidak memiliki biji. Jumlah buah dalam satu tandan kisaran beratnya setiap tandan 12 hingga 16 kg dengan jumlah kurang lebih 90 buah. Pisang Raja Bulu sangat diminati di Saudi Arabia dan negara pengimpor lainnya, sehingga membuka peluang untuk usaha agribisnis dan ekspor. Namun, permintaan dan produksi pisang tidak seimbang sehingga ceruk pasar relatif besar. Selain memiliki nilai komersial yang tinggi, Pisang Raja Bulu juga memiliki filosofi dalam tradisi Indonesia. Pisang dianggap sebagai buah yang suci dan dipercayai dapat membawa keberuntungan. Dalam beberapa upacara adat, pisang digunakan sebagai simbol keharmonisan, kesuburan, dan keselamatan. Pisang Raja Bulu memiliki manfaat bagi kesehatan karena kandungannya yang kaya akan vitamin C, vitamin A dan juga vitamin B6. Dengan rutin mengonsumsi Pisang Raja Bulu, sistem kekebalan tubuh bisa lebih meningkat sehingga berbagai jenis penyakit bisa dihindari seperti bakteri dan infeksi virus yang menjangkiti tubuh. Dalam pembuatan Selai Lembaran Pisang Raja Bulu, proporsi bahan terdiri dari bubur buah 75%, gula 25%, agar-agar 2,5%-3,5%, asam sitrat 0,5%, dan margarin 5%. Demikianlah, Pisang Raja Bulu bukan hanya sekadar menu makanan yang enak dan bergizi, namun juga memiliki nilai filosofis dan dapat dimanfaatkan sebagai produk yang bernilai ekonomi.