panggilan daeng

Asal-usul Panggilan Daeng di Suku Bugis-Makassar, Makna, serta Fungsinya Masyarakat suku Bugis-Makassar sering memberikan gelar pada nama untuk menunjukkan strata sosial mereka dalam masyarakat. Panggilan Daeng merupakan salah satu panggilan yang khas dalam budaya Suku Makassar. Asal-usul panggilan Daeng ini berasal dari gelar atau nama yang diberikan karena diperoleh melalui keturunan secara biologis. Gelar Daeng dianggap sebagai panggilan terhadap orang-orang yang dianggap berasal dari keluarga bangsawan oleh masyarakat Bugis-Makassar. Gelar ini seyogyanya ditujukan pada orang-orang dengan stratifikasi sosial atas. Daeng juga diartikan sebagai panggilan kepada orang yang lebih tua, dipergunakan merata kepada pria ataupun wanita. Panggilan Daeng juga digunakan atas prestasi atau keunggulan seseorang. Gelar bangsawan bagi suku Bugis-Makassar merupakan penggolongan berdasarkan tingkat strata sosial dalam masyarakat. Pada awalnya, gelar Daeng dipakai oleh kasta Ana' Arung, namun pada akhirnya gelar ini juga dipakai oleh kasta To Maradeka untuk membedakan kasta mereka dengan kasta Ata yang tidak memakai gelar. Panggilan Daeng juga seiring waktu digunakan sebagai sebutan atau panggilan bagi para pelaku ekonomi menengah kebawah seperti tukang becak, pedagang, dan sopir. Hal ini dikarenakan tidak adanya panggilan khusus bagi mereka dalam masyarakat Bugis-Makassar. Dalam tradisi suku Makassar, kata 'Daeng' yang kedua atau lebih spesifik adalah bagian dari paddaengang. Dalam paddaengang, panggilan ini digunakan hanya untuk orang yang memiliki hubungan darah dengan keluarga ataupun keturunan dari orang besar (kalangan bangsawan). Dalam kesimpulannya, daeng merupakan salah satu produk budaya Suku Makassar yang memiliki makna beragam. Panggilan ini memiliki fungsinya dalam menunjukkan strata sosial dalam masyarakat serta sebagai sebutan untuk orang yang dianggap lebih tua, baik itu pria maupun wanita. Oleh karena itu, panggilan Daeng sangatlah penting dalam budaya dan sejarah suku Bugis-Makassar.