suku xingu di hutan amazon

suku xingu di hutan amazon

Dulu saling bunuh, kini suku-suku asli Brasil bersatu demi hutan Amazon - BBC Di wilayah adat Para di selatan Brasil, suku-suku asli di hutan Amazon yang dulunya saling bermusuhan, kini bersatu dan menyantap ikan bakar bersama. Hutan Amazon adalah hutan tropis terluas di dunia, dengan ukuran 5.200.000 km2. Sekitar dua pertiga hutan hujan tropis Amazon berada di Brasil, juga mencakup beberapa negara lain seperti Bolivia, Peru, Ecuador, Kolumbia, dan Venezuela. Suku-suku Amazon memiliki sistem kepercayaan yang menganggap hutan hujan sebagai rumah kehidupan spiritual. Mereka melakukan ritual menggunakan halusinogen yang dibuat dari kulit pohon virola agar bisa melihat roh yang dipercayai ada dalam bunga, tanaman, dan hewan-hewan di hutan. Beberapa suku asli pedalaman lainnya di Amazon termasuk Suku Tupi, Suku Yanomami, Suku Kayapo, Suku Awá, Suku Akuntsu, Suku Ticuna, Suku Kaxinawá, Suku Nukak, Suku Asháninka, dan Suku Huaorani. Beberapa suku asli pedalaman masih hidup berkelompok di tengah hutan Amazon. Suku Xingu adalah salah satu suku asli yang terkenal dan unik karena tidak memakai pakaian. Mereka hidup di tengah hutan Amazon dan masih memelihara adat dan tradisi kehidupan mereka. Tubuh mereka diwarnai dengan berbagai alat dan bahan tradisional karena keyakinan bahwa mewarnai tubuh adalah cara untuk membedakan diri dengan hewan. Namun, jumlah anggota suku asli di hutan Amazon semakin menipis karena serangan kelaparan dan penyakit. Sekitar 200 orang yang selamat dari suku Panara dipindahkan ke Taman Adat Xingu di selatan untuk memulai kehidupan baru dan berusaha mempertahankan upacara adat mereka. Di tengah upaya pelestarian kebudayaan dan adat suku asli Amazon, banyak turis dan media tertarik untuk mengunjungi mereka. Saat ini, suku-suku asli di hutan Amazon bersatu untuk melindungi hutan hujan tropis Amazon dari kerusakan dan perusakan oleh pihak luar. Hutan Amazon bukan hanya sebagai rumah kehidupan spiritual mereka, tapi juga merupakan aset penting bagi dunia karena memiliki biodiversitas yang tinggi dan mempertahankan iklim dunia yang stabil.