habib ahmad bilfaqih

Biografi Habib Abdullah bin Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Habib Abdullah bin Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih meninggal dunia pada usia 56 tahun pada hari Sabtu, 24 Jumadil Awal 1411 H atau 30 November 1991. Dia dimakamkan di pemakaman Kasin, Malang, Jawa Timur, berdampingan dengan makam ayahandanya, Habib Ali Bafaqih. Habib Abdullah bin Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih terlahir dengan keadaan cacat dan sering kali mendapat cacian dan hinaan dari orang-orang sekitarnya. Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Al-Alawy lahir di kota Tarim, Hadramaut, pada hari Selasa, 15 Safar tahun 1316 H atau 1896 M. Ayahnya, Habib Ali Bafaqih, adalah seorang ulama besar dan pendiri pesantren yang kemudian diambil alih oleh Habib Abdullah bin Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih setelah wafatnya ayahandanya pada 12 Rabi'ul Awwal 1364 H atau 12 Februari 1945 di Kota Malang, Jawa Timur. Beliau merupakan ulama yang besar yang berasal dari Hadramaut. Pada tahun 1919 M, Habib Abdullah Qadir bin Ahmad Bilfaqih tiba di Surabaya dengan niat baik untuk berdakwah dan menyebarkan agama Islam. Dia adalah putra dari Habib Abdul Qadir bin Ahmad Balfaqih, seorang ulama besar dan waliyullah agung. Habib Abdullah bin Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 1355 H atau 1 Juni 1936 M. Di mana Habib Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih Al-Alawy terkenal sebagai ulama alim dalam ilmu hadits dan menghasilkan banyak murid-murid, beliau juga menjadi teladan bagi banyak orang. Dia menggantikan ayahandanya sebagai penerus mengasuh dan memimpin pesantren yang diasaskan oleh ayahandanya. Habib Abdullah bin Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih meninggal dunia pada usia 56 tahun. Sedangkan, Habib Ahmad Tempel sebenarnya wafat pada bulan Sya'ban dan haul Ahad terakhir bulan Syawwal adalah haul ayahandanya, yakni Habib Ali bin Ahmad Bafaqih. Karena haul Ahad terakhir bulan Syawwal sudah berlangsung sejak jaman Habib Ahmad Tempel hidup, maka waktu haul ini tetap dipertahankan di Kemusuh, Yogyakarta. Allahu'alam.