korban kanjuruhan

korban kanjuruhan

Tragedi Stadion Kanjuruhan: Kronologi, Penyebab dan Korban Penyakit Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, Wiyanto Widodo, telah menyatakan bahwa mayoritas korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang meninggal karena sesak nafas dan terinjak-injak saat panik. Tragedi ini terjadi setelah pertandingan antara Arema FC dan Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 lalu. Sejauh ini, jumlah korban tercatat sebanyak 714 orang, di mana 131 di antaranya telah meninggal dunia. Di antara korban tersebut, sebanyak 39 orang berusia antara 3-17 tahun. Jumlahnya diperkirakan akan terus bertambah karena beberapa korban masih dalam kondisi yang buruk. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang diperbarui pada 18 Oktober 2022, korban akibat tragedi di Stadion Kanjuruhan terdiri dari 131 orang tewas dan 583 orang mengalami luka-luka. Hingga kini, masih terdapat 33 orang yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit. Pada 24 Oktober 2022, korban meninggal dunia bertambah satu lagi, sehingga total korban meninggal mencapai 135 orang. Penyebab utama korban meninggal dalam tragedi ini adalah desakan dan terinjak yang terjadi akibat kerumunan besar yang bergejolak. Pemerintah telah berjanji untuk menyelidiki penggunaan gas air mata oleh petugas keamanan pada saat kejadian. Tragedi di Stadion Kanjuruhan Malang merupakan salah satu kejadian paling mematikan dalam sejarah pertandingan sepak bola di Indonesia. Satu-satunya tragedi dalam skala yang sama terjadi di Accra Sports' Stadium di Ghana pada 9 Mei 2001, di mana sebanyak 126 orang meninggal dunia.