diltiazem hcl 30 mg obat apa

diltiazem hcl 30 mg obat apa

Diltiazem - Manfaat, Dosis dan Efek Samping - Alodokter Diltiazem adalah obat untuk menurunkan tekanan darah pada pasien dengan hipertensi dan juga untuk mencegah nyeri dada (angina). Obat ini bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah sehingga menurunkan tekanan darah dan memudahkan kerja jantung dalam memompa darah. Diltiazem tersedia dalam bentuk tablet dengan konsentrasi 5 mg, 30 mg, 50 mg, 60 mg, 90 mg, 100 mg, 180 mg, dan 200 mg. Sedangkan untuk injeksi, konsentrasi yang tersedia adalah 5 mg/ml. Penting untuk mengetahui dosis obat agar terhindari dari overdosis atau dosis berlebih yang dapat menimbulkan bahaya. Dilmen adalah obat yang mengandung Diltiazem HCl dan dikemas dalam bentuk sediaan tablet. Dilmen digunakan untuk membantu mengobati hipertensi ringan sampai sedang, mengobati angina pektoris, dan beberapa jenis aritmia. Dosis Diltiazem tablet untuk angina pektoris adalah 30 mg setiap 6 jam. Dosis dapat ditingkatkan setiap 1-2 hari hingga gejala angina terkontrol. Dosis maksimal adalah 360 mg/hari. Jika menggunakan sediaan lepas lambat, dosis inisial adalah 120 mg atau 120-180 mg/hari. Efek samping Diltiazem yang paling sering terjadi adalah sakit kepala, kelelahan, pusing, mengantuk, mual, nyeri perut, rasa panas dan kemerahan pada wajah, palpitasi, bradikardi, blokade sinoatrial, blokade AV, jantung berdebar, somnolensi, dan edema perifer. Diltiazem juga dapat diberikan melalui injeksi dengan dosis yang berbeda tergantung pada kondisi pasien. Pada pasien serangan jantung, dapat diberikan diltiazem dengan dosis awal sebesar 30-60 mg sebanyak 3-4 kali sehari. Untuk tekanan darah tinggi, dapat diberikan dosis 90-180 mg sebanyak 2 kali sehari dengan dosis maksimal 360 mg/hari. Dalam beberapa kondisi seperti hipertensi emergensi, diltiazem diinfuskan dengan kecepatan 5-15 mcg/kg BB per menit. Dapatkan konsultasi medis sebelum mengonsumsi Diltiazem karena efek sampingnya yang perlu diwaspadai. Patuhi dosis obat sesuai anjuran dokter dan jangan menghentikan penggunaan obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter yang merawat Anda.