jejak kaki babi hutan

jejak kaki babi hutan

Penelitian mengenai Sebaran Spasial Jejak Aktivitas dan Pemanfaatan Babi Hutan (Sus scrofa) di Taman Nasional Betung Kerihun Danau Sentarum (TNBD) menunjukkan bahwa jenis jejak aktivitas yang teramati meliputi bekas pakan, gesekan tubuh, asahan taring, jejak tapak kaki, kubangan, dan sarang. Jenis jejak aktivitas yang paling sering ditemukan adalah jejak tapak kaki sebanyak 25 jejak (65,8%). Berdasarkan data yang dikumpulkan, sebaran spasial jejak aktivitas babi hutan terbanyak terjadi di hutan tanaman, diikuti dengan hutan alam dan kebun. Sebanyak 16 jejak ditemukan di kebun, 98 jejak ditemukan di hutan tanaman, dan 33 jejak ditemukan di hutan alam. Babi hutan merupakan hewan liar yang berasal dari hutan jarang di kebanyakan kawasan Eropa Tengah Mediterranean dan sebagian kawasan Asia, termasuk Indonesia. Babi hutan juga telah dibawa masuk ke banyak tempat yang berbeda. Namun, spesies babi ini kini terancam oleh demam babi afrika yang menyebabkan jutaan kematian babi di daratan Asia sejak 2018. Demam babi afrika juga mengancam 11 spesies babi liar yang hidup di Asia Tenggara. Populasi spesies babi ini semakin berkurang karena perburuan dan hilangnya habitat. Jejak kaki dan bekas pakan merupakan tanda sekunder babi hutan yang sering terlihat di daerah rawa dan daerah aliran sungai. Babi hutan lebih sering ditemukan di daerah dataran rendah yang ditumbuhi hutan sekunder yang luas. Areal kubangan babi hutan digunakan sebagai tempat mencari makanan, minum, dan tempat membuang kotoran. Jerat untuk menangkap babi hutan sama dengan perangkap atau jebakan, namun kelemahannya ialah hanya dapat menangkap satu babi hutan per perangkap saja. Penelitian ini bertujuan untuk memelajari pola pemencaran babi hutan dengan mengamati jejak aktivitas seperti jejak kaki, sarang, feses, kubangan, runway, rooting, dan kerusakan/serangan, menilai kerugian ekonomi akibat serangan babi hutan, mempelajari preferensi umpan, pengelolaan secara kimiawi dan mekanis, serta pengelolaan babi. Adanya studi mengenai sebaran spasial jejak aktivitas dan pemanfaatan babi hutan ini dapat membantu untuk lebih memahami perilaku dan preferensi hewan ini serta mengembangkan strategi pengelolaan dan konservasi yang tepat.