demo 212 pertama

demo 212 pertama

Sejarah reuni 212 dimulai dengan gerakan bela Islam yang dipicu oleh pidato Ahok saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Mereka menuntut agar Ahok dipenjara atas dugaan penistaan agama. Aksi 2 Desember 2016, yang juga dikenal sebagai Aksi 212 dan Aksi Bela Islam III, menarik setidaknya dua juta massa dari seluruh Indonesia untuk mendukung tuntutan ini. Tahun ini, pada tanggal 2 Desember 2020, reuni 212 kembali menjadi sorotan karena Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), Rizieq Shihab, absen dari panggilan pemeriksaan di Polda Metro Jaya untuk menghadiri acara ini secara daring. Aksi 212 tujuh tahun yang lalu mengguncang Jakarta dan menuntut Ahok untuk dipenjara atas penistaan agama. Namun, perbedaan utama dengan Munajat Kubro 212 yang digelar tahun ini adalah bahwa reuni 212 awalnya merupakan gerakan moral yang berubah menjadi gerakan politik praktis. Para pengunjuk rasa aksi 212 telah mengumumkan rencana untuk menggelar reuni di Monas pada hari Sabtu, 2 Desember. Meskipun pemerintah menyatakan bahwa tidak diperlukan aksi ini, namun mereka tetap diberikan izin untuk menggunakan kawasan Monas. Kegiatan PA 212 saat ini juga termasuk demo menolak konser Coldplay yang akan digelar pada tanggal 15 November 2023. Pada Selasa, 21 Februari, para peserta aksi 212 bertahan di depan gedung DPR/MPR meskipun hujan lebat mengguyur. Kemudian pada tanggal 2 Desember, PA 212 juga menggelar Munajat Kubro 212 di Monas dimulai dengan salat tahajud bersama. Sejarah reuni 212 dan perjalanannya dari gerakan moral hingga menjadi bentuk politik praktis telah membuat gerakan ini menjadi agenda tahunan di Indonesia.