angka bahasa bali

angka bahasa bali

Bahasa Bali - Diary Guru Bahasa Bali merupakan bahasa yang umumnya digunakan oleh masyarakat Suku Bali, dan memiliki penyebutan angka satuan yang unik. Angka 0 disebut sebagai windu atau matan titiran, sedangkan angka 1 dapat disebut sebagai esa, sa, siki, atau besik. Angka 2 memiliki beberapa nama, yaitu dua, dadua, kalih, atau ro, sedangkan angka 3 adalah tiga, telu, tetelu, atau tri. Selain itu, angka 4 disebut sebagai pat, patpat, atau catur, dan angka 5 adalah lima atau lalima. Angka 6 memiliki nama enem atau nemnem, sedangkan angka 7 disebut sebagai pitu atau pepitu. Bahasa Bali juga memiliki sistem penulisan dengan aksara Bali yang terdiri dari sekitar 18 hingga 33 aksara dasar. Setiap konsonan merepresentasikan satu suku kata dengan vokal inheren /a/ yang dapat diubah dengan pemberian diakritik tertentu. Arah penulisan aksara Bali adalah kiri ke kanan. Berikut ini adalah beberapa contoh bagaimana berhitung dalam Bahasa Bali dan beberapa istilah atau kata yang berhubungan dengan angka dalam Bahasa Bali. Satu dapat disebut sebagai besik atau siki, dua adalah dua atau kalih (ingat a di akhir kata dibaca “e” seperti tante), tiga adalah telu, empat adalah papat, dan lima adalah lima. Biasanya pengetahuan ini sudah diajarkan sejak Sekolah Dasar (SD). Sebagai contoh, angka 25 dalam Bahasa Bali adalah duang dasa lima (dua puluh lima). Namun, ada juga beberapa angka yang memiliki penyebutan khusus dalam Bahasa Bali, seperti selikur untuk angka 21. Bahasa Bali dipertuturkan oleh kurang lebih 4 juta jiwa dan memiliki pengaruh pada bahasa Osing, sebuah dialek Jawa khas Banyuwangi. Selain itu, Bahasa Bali juga memiliki sejarah aksara Bali yang kuno yang ditulis pada daun pohon siwalan dan tumpukannya kemudian diikat dan disebut lontar. Karena bahasa Bali terus berkembang terutama dengan bahasa Sansekerta, aksara Bali kemudian menjadi lebih banyak seriring dengan banyaknya bahasa serapan.