nama kucing firaun

nama kucing firaun

Kucing dalam budaya Mesir kuno - Wikipedia bahasa Indonesia Kucing sangatlah penting dalam peradaban Mesir kuno. Kucing dipercayai sebagai perwujudan dari Dewi Kesuburan,Bastet. Bahkan, Dewi Mut juga digambarkan sebagai kucing dan ditemani seekor kucing. Kucing dipuji-puji karena membunuh ular berbisa dan dianggap sebagai pelindung Firaun setidaknya sejak Dinasti Pertama Mesir. Pentingnya Bastet menyebabkan salah satu ciri khas tradisi keagamaan Mesir kuno, dan hewan-hewan Bastet menjadi suci di seluruh Mesir. Sejarawan percaya bahwa kucing mungkin memiliki status yang sama di Mesir seperti sapi secara tradisional dipelihara dalam masyarakat Hindu. Kucing juga tidak jadi lambang dewa bagi orang Mesir kuno. Mereka membiakkan kucing dan mempersembahkannya pada dewa. Banyak artefak bertema kucing, dari patung yang besar hingga perhiasan, yang telah bertahan ribuan tahun sejak Firaun memerintah Sungai Nil. Bahkan, orang Mesir kuno membuat mumi kucing yang tak terhitung jumlahnya, hingga membuat pemakaman hewan ini. Orang Mesir kuno menyebut nama 'kucing' yang berasal dari kata Afrika Utara untuk hewan quattah. Lambang kucing telah digunakan sejak kepemimpinan firaun memerintah sungai nil. Pada zaman dulu orang Mesir kuno membuat mumi kucing yang tak terhitung jumlahnya, bahkan mereka menciptakan kuburan hewan peliharaan pertama kali di dunia. Morris menyebutkan bahwa kucing sangatlah erat kaitannya dengan Mesir. Kucing ilustrasi kucing Mesir, Egyptian Mau, adalah hewan yang terkenal di peradaban Mesir Kuno. Kucing dipuji sebagai pembasmi ular berbisa dan juga sebagai pelindung firaun. Dewi Bastet digambarkan memiliki tubuh wanita berkepala kucing, dan akan berubah menjadi kucing seutuhnya pada malam hari. Menurut legenda, hal tersebut dilakukannya untuk melindungi Ra, ayahnya, dari musuh besarnya yaitu ular yang bernama Apep. Melansir dari livescience, orang Mesir kuno membiakkan kucing dan mempersembahkannya pada dewa. Sebuah pameran di Oxford menceritakan bagaimana tim yang dipimpin Howard Carter menggali makam sang Firaun, 100 tahun yang lalu. Nama-nama kucing pada masa itu tidak dicatat, tetapi kucing sangatlah erat kaitannya dengan Mesir. Kucing dalam budaya Mesir kuno mempunyai nilai yang sangat tinggi dan dihormati. Kucing dipuji sebagai pembasmi ular berbisa dan pelindung firaun, serta dilihat sebagai perwujudan dari Dewi Kesuburan, Bastet. Bahkan, kucing juga menjadi salah satu lambang tradisi keagamaan Mesir kuno dan banyak artefak bertema kucing yang dijumpai ribuan tahun kemudian setelah Firaun memerintah Sungai Nil. Semua ini menunjukkan bahwa hubungan kucing dengan peradaban Mesir kuno sangatlah kuat dan berlangsung bahkan sampai hari ini.