flexing

flexing

Flexing atau tindakan memamerkan kekayaan di media sosial seperti saldo ATM, uang yang bertumpuk, pakaian mahal, atau jet pribadi, merupakan salah satu istilah dalam dunia ekonomi, terutama dalam lingkup pemasaran dan investasi. Ia memiliki tujuan tertentu seperti menunjukan status dan posisi sosial, menciptakan kesan, dan menunjukan kemampuan. Namun, fenomena flexing dapat memicu perasaan insecure, kurang empati, dan tekanan sosial. Dalam pandangan psikologis, ekonomi, dan teknologi, flexing di media sosial berkaitan dengan fenomena para 'crazy rich' dan psikologis seseorang yang suka pamer harta kekayaan. Fenomena ini banyak dijumpai di beberapa media sosial seperti Instagram, Tiktok, YouTube, atau platform lainnya. Dalam beberapa kasus, flexing juga dapat dilakukan oleh 'orang kaya palsu' yang suka pamer harta kekayaan. Ada beberapa faktor yang mendorong seseorang melakukan tindakan ini, mulai dari rasa percaya diri yang rendah, insecure, mencari pengakuan dari orang lain, hingga alasan ekonomi. Fleing juga kerap kali dilakukan untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain, namun salah satu tindakan berikutnya bisa memunculkan kekuatan baru dan bermanfaat untuk orang lain. Untuk menghindari terjebak dalam fenomena flexing, kita perlu memahami arti flexing dan tujuannya secara jelas. Tidak semua tindakan flexing memiliki tujuan positif dan tidak semua hal bisa kita pamerkan secara publik dengan dalih "flexing". Penting untuk memahami setiap makna dari ketiga istilah seperti flexing, doxing, dan phishing agar tidak mengalami kesalahan dalam memahami sebuah tindakan. Kita juga dapat berlatih untuk menjadi lebih empati terhadap orang lain dan bijak dalam menggunakan media sosial dan teknologi.