mahkota adat

mahkota adat

Pada acara pernikahan tradisional di Indonesia, mahkota adat menjadi satu setelan yang penting untuk membuat penampilan pengantin terlihat sempurna dan berarti. Terdapat 14 jenis mahkota adat dari seluruh Indonesia yang memukau dan bermakna. Misalnya, dalam adat Jogja terdapat lima cunduk mentul yang melambangkan lima rukun Islam, sedangkan dalam adat Sunda terdapat siger yang menjadi hiasan kepala dengan berat sekitar 3 kg. Adat Palembang juga memiliki mahkota dengan nuansa Sriwijaya dan gerai keemasan. Mahkota dari adat Batak Karo terbuat dari ulos yang melambangkan gotong royong serta kekeluargaan, di mana hiasan daun takis pada bagian depan menyimbolkan kuatnya ikatan kekeluargaan. Di daerah Bangka Belitung, mahkota emas berat dua hingga tiga kilogram disebut sebagai paksian, yang sering dipadukan dengan baju kurung berwarna merah terbuat dari kain sutra atau beluduru. Adat Angkola memiliki bulang mahkota berwarna emas dengan tali rantai, sedangkan adat Nias mendominasi warna keemasan dan kuning terang. Dalam adat Aceh, Patam Dhoe menjadi komponen kunci pakaian adat yang dirancang untuk mencerminkan nilai-nilai aurat dalam Islam. Adat Bali memiliki payas agung dan mahkota yang menjulang tinggi untuk momen spesial seperti pernikahan atau potong gigi, serta perhiasan siger atau mahkota emas khas Lampung untuk perempuan. Terakhir, adat Sumatra Selatan memiliki Aesan Gede sebagai pakaian adat yang dihiasi dengan perhiasan emas dan dipadukan dengan mahkota.