data data hacker

data data hacker

Daftar Data Diambil Hacker Bjorka dan Bahayanya Bagi Warga Indonesia Sebuah insiden kebocoran data terjadi di Indonesia setelah seorang hacker bernama Bjorka mengunggah data sampel sekitar dua juta pelanggan ponsel dengan nomor induk kependudukan (NIK), nomor telepon, nama provider, dan tanggal pendaftaran di situs Breached. Menurut investigasi Kominfo, sekitar 15%-20% dari data tersebut adalah valid. Selain itu, Bjorka juga mengklaim memiliki data histori browsing pelanggan IndiHome yang mencakup NIK, email, nomor ponsel, kata sandi, domain, platform, dan URL sebanyak 26.730.797. Bukan hanya itu, kebocoran data juga terjadi pada aplikasi eHAC yang mengakibatkan risiko penipuan dan manipulasi data pada sekitar 1,3 juta pengguna. Oleh karena itu, pakar keamanan siber dan forensik digital merekomendasikan 4 langkah untuk menjaga keamanan data pribadi, yaitu menjaga identitas pribadi, informasi keuangan, info kesehatan, dan info pekerjaan. Indonesia adalah salah satu negara yang rentan terhadap serangan siber. Pada tahun 2011, seorang hacker Indonesia berhasil meretas server database NYPD dan CIA dan memperoleh data penting. Hingga tahun 2021, Indonesia menjadi target serangan ransomware sekitar 500 juta kali dan seringkali menempati urutan 44 dalam data harian Securelist. Kejahatan siber seperti kebocoran data atau hackerman dapat berdampak luas terhadap masyarakat dan bisnis. Maka penting bagi semua pihak untuk menjaga keamanan data dengan baik agar terhindar dari risiko kejahatan siber yang dapat merugikan secara finansial maupun non-finansial.