anjing mesir kuno

anjing mesir kuno

Nationalgeographic.co.id - Seperti halnya hewan peliharaan di zaman modern, anjing di Mesir kuno dianggap sebagai "teman manusia." Ini tidak mengherankan karena anjing adalah hewan peliharaan pertama yang hidup bersama manusia sejak 23.000 Sebelum Masehi. Beberapa jenis anjing liar menghantui kuburan dan meringkuk di pinggiran masyarakat. Beberapa di antaranya merupakan simbol status, dihiasi dengan logam mulia, dan dibalsem agar bergabung dengan pemiliknya di akhirat dalam sejarah Mesir kuno. Ras anjing yang terkenal di masa Mesir Kuno adalah Basenji, Greyhound, Ibizan, Pharaoh, Saluki, Whippet, dan Molossian. Banyak rumah di Mesir Kuno yang memelihara anjing, baik sebagai peliharaan maupun hewan penjaga dan pemburu. Konon, anjing ras Basenji adalah inspirasi untuk pelambangan Dewa Kematian Anubis. Anubis dianggap sebagai dewa kematian dengan wujud kepala Jackal dan badan manusia dalam kepercayaan Mesir Kuno. Banyak keluarga di Mesir Kuno memelihara anjing untuk dijadikan penjaga dan pemburu. Anjing pemburu pada Mesir Kuno dipercaya sebagai nenek moyang spesies Basenji, Greyhound, dan Mastiff. Pada masa itu, anjing juga dianggap sebagai Dewa Anubis atau Dewa Dunia Bawah. Dalam agama Mesir kuno, banyak dewa dan dewi diwujudkan dalam bentuk fisik yang beragam, seperti manusia, burung phoenix, banteng, kucing, buaya, singa betina, elang, dan masih banyak lagi. Anubis merupakan salah satu sosok dewa yang cukup banyak muncul pada seni rupa dan patung Mesir kuno. Dalam teks Peti Mati, terdapat kumpulan mantra penguburan Mesir kuno yang ditulis di peti mati pada Periode Menengah Pertama (2181–2055 Sebelum Masehi). Anubis dianggap sebagai putra dewa kekacauan, kekerasan, gurun, badai, dan orang asing dalam agama Mesir kuno. Namun, ia juga dikenal sebagai salah satu dewa terpenting dalam mitologi Mesir sebagai dewa dunia orang mati atau Duat. Tahukah kamu? Meskipun zaman berubah, status anjing sebagai hewan peliharaan yang sangat dihargai telah terus berlanjut hingga saat ini.