ciamsi dewi kwan im

ciamsi dewi kwan im

Asal Usul Ciam Si dan Persembahan pada Dewa - Tionghoa Ciamsi adalah tradisi kuno milik etnis Tionghoa yang dilakukan untuk meramal nasib seseorang berdasarkan syair-syair kuno yang dibungkus dalam batang bambu kecil. Ritual ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui perjalanan hidup seseorang di masa yang akan datang. Di Klenteng Dewi Kwan Im Gunung Kawi, ritual Ciamsi sangat diminati para peziarah yang mampir ke sana. Dalam ritual Ciamsi, pengunjung diminta untuk bersembahyang di altar Dewi Kwan Im atau Dewa Kuan Kong, kemudian dalam hati sebutkan nama dan apa yang ingin diketahui. Para peziarah biasanya meminta petunjuk terkait rejeki, usaha, karir, jodoh, rumah tangga, kedudukan, derajat, dan kepentingan pribadi. Kwan Im adalah nama lain dari Bodhisattva Avalokiteśvara yang merupakan Bodhisattva Welas Asih sebagaimana diakui oleh Buddhisme aliran Mahāyāna. Kwan Im adalah lafal bahasa Hokkian yang dipergunakan mayoritas komunitas Tionghoa di Indonesia. Di area wisata Pesarean yang terletak di Gunung Kawi, selain Klenteng Dewi Kwan Im, ada juga bangunan Ciamsi yang menjadi simbol kerukunan dan persatuan dari etnis yang berbeda. Selain itu, terdapat juga banyak destinasi masjid-masjid dengan arsitektur Demak dan area pertokoan yang mencerminkan keragaman etnis dan budaya hidup berdampingan. Vihara Dewi Kwan Im sendiri dibangun pada tahun 1747. Konon, Dewi Kwan Im sendiri bersembahyang di atas batu di Kon Im yang merupakan salah satu tempat sembayang paling besar di vihara ini. Ada cerita menarik yang menceritakan pembangunan vihara ini berdasarkan cerita tutur masyarakat. Meskipun demikian, jumlah pengunjung ke Wisata Budaya Gunung Kawi terus menurun dari tahun ke tahun. Hal ini diungkapkan oleh Juru Kunci Ciamsi Kelenteng Dewi Kwan Im Gunung Kawi, Sholikin, yang menyebutkan bahwa penurunan mencapai 90 persen dari tahun-tahun sebelumnya. Padahal, ritual Ciamsi di sana sangat diminati pada saat tahun baru Imlek.