pemeriksaan gerakan bola mata

pemeriksaan gerakan bola mata

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ... Pasien yang mengalami masalah pada gerak bola mata umumnya menunjukkan gejala perubahan posisi bola mata atau mata yang juling, serta penglihatan ganda. Gejala ini dapat menyebabkan komplikasi dan berdampak pada penurunan kualitas penglihatan. Pemeriksaan gerakan bola mata dapat membantu menilai gejala masalah gerakan bola mata. Pemeriksaan ini mencakup tiga karakteristik utama sistem visual, yaitu binokularitas, posisi bola mata dan gerakan bola mata. Pemeriksaan gerakan bola mata bertujuan untuk memastikan kemampuan bola mata untuk bergerak dan mempertahankan bayangan tepat pada fovea dalam berbagai posisi kepala. Pemeriksaan mata yang terlatih meliputi pemeriksaan tajam penglihatan pusat (visus), lapang pandang, otot ekstra okuler, segmen anterior dan organ aksesori, refleks fundus, serta tekanan bola mata. Pembelajaran mengenai pemeriksaan mata dilatihkan pada tiga sesi, yaitu sesi terpandu, responsif dan mandiri. Optometris bertugas untuk menjalankan tes visus mata dan menentukan apakah jarak pandangan pasien masih normal atau tidak. Dengan pemeriksaan ini, seorang optometris dapat mengetahui apakah pasien memiliki kelainan refraksi mata. Ahli kacamata (Optisien) memiliki tugas untuk mengenali kemampuan pasien melihat dengan baik dan menentukan jenis kacamata yang paling sesuai bagi pasien. Untuk melakukan pemeriksaan bola mata, seorang dokter akan mengevaluasi tekanan bola mata dengan palpasi dan menggunakan tonometer Schiotz. Penilaian posisi mata membantu dalam mendiagnosis berbagai macam kondisi patologis, seperti keberadaan strabismus, kelainan saraf kranial yang mempersarafi otot-otot ekstraokular, diplopia, exophthalmos, enophthalmos, dan kasus trauma yang melibatkan cedera orbital maupun perlukaan intrakranial. Posisi yang ideal untuk melakukan penilaian posisi mata adalah pada posisi duduk atau pasien yang lebih besar dapat diminta untuk berdiri. Tinggi mata pemeriksa idealnya sejajar dengan mata pasien dengan jarak kurang lebih 30-100 cm dari pasien, tergantung pada jenis pemeriksaan yang dilakukan. Pergerakan bola mata dapat terjadi dalam arah horizontal, vertikal, atau pemutaran. Selain pergerakan bola mata yang cepat, nistagmus juga terkadang disertai dengan gejala-gejala tambahan seperti: sensitifitas mata yang tinggi terhadap cahaya (fotofobia ), pusing, kesulitan melihat dalam kondisi gelap, dan penglihatan terganggu. Demikianlah beberapa informasi mengenai pemeriksaan bola mata dan gerak mata. Semoga bermanfaat bagi Anda.