antasena antareja

Antasena - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Antasena atau juga dikenal dengan nama Hanantasena dan Ontoseno adalah tokoh pewayangan dari Jawa. Nama ini berasal dari wiracarita Mahabharata karya Krishna Dwaipayana Byasa dari India dan diadaptasi menjadi cerita pewayangan oleh para pujangga Jawa. Menurut versi pewayangan klasik Surakarta, Antareja adalah nama lain dari Antasena, sedangkan versi Yogyakarta menganggap Antasena merupakan adik lain ibu Antareja selain Gatotkaca. Antasena merupakan anak dari Bima atau Wrekudara dan Dewi Urangayu, putri Batara Mintuna, pemimpin bangsa udang dan hewan laut. Kulitnya bersisik seperti udang dan bersifat kebal terhadap senjata apapun. Ia juga mampu terbang, menyelam, dan amblas ke bumi. Antasena meninggal moksa bersama saudaranya. Pada pewayangan zaman sekarang, dalang versi Surakarta juga menceritakan Antareja dan Antasena sebagai dua tokoh yang berbeda. Antareja adalah putra Werkudara dengan Dewi Nagagini, putri Sang Hyang Antaboga di Khayangan Sapta Pretala. Ia memiliki kesaktian yang terletak di lidah dan air liurnya, yang jika ditempelkan pada bekas telapak kaki orang lain, orang tersebut akan meninggal. Antareja adalah putra pertama dari Bima dan istrinya, Dewi Nagagini. Ia juga pernah menjadi jagonya dewa dalam cerita pewayangan. Kesaktiannya tidak kalah dengan kakak-kakaknya, Gatotkaca dan Antareja, namun ia masih bisa menyelam karena anugerah dari Batara Baruna yang menguasai lautan. Nama Antasena memiliki kesan jujur dan tidak suka basa-basi, sama seperti tokoh pewayangannya. Dianggap sebagai tokoh yang polos dan lugu, ia dianggap setara dengan sepupunya, Wisanggeni dalam hal kesaktian. Pemerintah Indonesia bahkan melakukan pemesanan satu unit kapal tank X18 pada tahun 2018 untuk menambah sarana TNI AD dan mengevaluasi kinerja kapal dengan menggunakan nama Antasena. Kematian Antasena tidak disebutkan secara rinci dalam legenda pewayangan.