kecapi cina

kecapi cina

Sejarah Panjang Kecapi, Alat Musik Cina yang Berlabuh di Indonesia Kecapi merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Tiongkok dan memiliki berbagai macam bentuk. Sebelum di Indonesia dikenal dengan nama kecapi, alat musik ini lebih dikenal dengan nama ghuzeng. Bentuk kecapi Cina seperti kotak cembung yang terbuat dari kayu dengan 21 senar di atasnya. Di tengah-tengah senar terdapat pengganjal yang dapat digeser untuk menyesuaikan frekuensi nada. Kecapi Cina biasanya dimainkan pada saat perayaan Imlek dan menjadi salah satu alat musik tradisional paling populer di Tiongkok. Di Indonesia, kecapi memiliki beberapa jenis seperti kecapi indung, kecapi rincik, kecapi perahu, kecapi siter, dan kecapi Kalimantan. Kecapi indung memiliki ukuran besar dan biasanya digunakan untuk memimpin irama musik dengan tempo sedang. Kecapi rincik memiliki 7 sampai 10 senar dan sering dimainkan untuk musik pengiring atau hiburan. Kecapi perahu berasal dari daerah Sulawesi Selatan dan memiliki bentuk seperti perahu. Kecapi siter umumnya dimainkan di Bali dan Lombok, sedangkan kecapi Kalimantan lahir dari hasil pengembangan kecapi oleh masyarakat Dayak. Teknik memainkan kecapi meliputi teknik dijambret, sintreuk toel, dan dijeungkalan. Kecapi dimainkan dengan cara dipetik dan bagian bawahnya ditekan sehingga menghasilkan suara yang berbeda. Fungsi kecapi tidak hanya dijadikan alat musik tradisional bagi masyarakat Bugis tetapi juga telah dikenal di seluruh Indonesia dan bahkan di mancanegara. Untuk membuat kecapi, dibutuhkan bahan baku seperti kayu, kawat, dan karet. Pembuatan kecapi secara tradisional dilakukan dengan proses pengeringan kayu, pembentukan senar, pemasangan senar, dan pengukiran permukaan karet. Meskipun begitu, saat ini kecapi juga bisa dibuat dengan bahan baku modern seperti plastik dan logam. Kecapi tidak hanya memiliki keberadaannya dalam kesenian musik tradisional, tetapi juga sering dimainkan dalam acara-acara resmi berbasis kenegaraan. Seperti pada pengambilan sumpah presiden, kecapi sering dimainkan sebagai pengiring musik. Penggunaan kecapi di acara-acara resmi semakin menegaskan bahwa kecapi bukan hanya alat musik tradisional yang telah berlabuh di Indonesia, tetapi juga menjadi bagian penting dari kekayaan budaya Indonesia.