akun joki gojek

akun joki gojek

"Akun tuyul," "akun joki," dan "terapi akun": Perlawanan sehari-hari pengemudi Gojek di Yogyakarta. Sejumlah mitra layanan ojek daring Gojek di Yogyakarta menunjukkan logo merger perusahaan Gojek dan Grab. Bagi pengemudi ojek online, persaingan antara kedua perusahaan ini bukanlah hal baru. Namun demikian, perangkat lunak atau software yang dibuat pengemudi-pengemudi ojek online tanpa izin Gojek, serta dipraktikkan secara meluas oleh sejumlah pengemudi ojek online, memperburuk situasi. Akun tuyul dan akun joki, seperti praktik jual beli atau meminjamkan akun pada orang lain secara komersial, menjadi penyelesaian praktis untuk banyak pengemudi ojek online yang terpaksa keluar dari layanan tanpa alasan yang jelas. Namun, tindakan ini melanggar aturan Gojek dan dianggap sebagai perlawanan terhadap tata tertib perusahaan. Gojek melarang penggunaan akun milik orang lain, atau sering disebut joki, dan mengambil tindakan tegas dengan membuat driver melakukan verifikasi wajah. Praktik akun joki memang mudah ditemukan di layanan Gojek dan akun tuyul menjadi masalah terpisah yang sudah diatasi perusahaan. Namun, perlawanan di atas hanya bersifat terbatas dengan skala individual dan berpotensi merugikan pelanggan. Fitur verifikasi wajah ini dapat meningkatkan validitas driver atau mitra Gojek yang bekerja dengan akun miliknya, sehingga dapat meminimalisasi terjadinya joki atau penipuan. Kendati demikian, penggunaan jasa joki Kartu Prakerja di media sosial seperti Facebook dan Instagram merupakan praktik yang tidak diizinkan dan harus dihindari. Saat ini, Gojek dan Grab sedang berlomba-lomba meningkatkan pelayanan dan produknya untuk tetap mempertahankan pelanggan di pasar layanan online di Indonesia. Namun, perlawanan pengemudi ojek online yang tidak bisa mengikuti aturan yang dibuat oleh perusahaan, tetap menjadi persoalan yang harus diatasi oleh kedua perusahaan tersebut.