jumlah pasaran jawa

jumlah pasaran jawa

Neptu dan Pasaran Jawa - Primbon Jawa Lengkap Artikel ini akan membahas tentang neptu dan pasaran Jawa, yang merupakan bagian dari primbon Jawa. Neptu adalah jumlah angka dari suatu hari dan pasaran, sementara pasaran dalam kalender Jawa memiliki siklus 5 hari yang biasa disebut Pancawara. Nama-nama pasaran yang ada di kalender Jawa adalah Manis, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Meskipun beberapa orang menganggap hitungan neptu sebagai hal yang klenik, namun kebanyakan masyarakat Jawa menggunakan hitungan neptu untuk berbagai aktivitas. Berdasarkan jumlah neptu, seseorang dapat mengetahui weton atau hari kelahirannya, serta kecocokan pasangan suami istri. Untuk menghitung jumlah weton kelahiran seseorang, kita bisa menjumlahkan nilai 9 (jumlah neptu hari lahir yaitu Sabtu) dengan nilai 8 (pasaran Jawa kliwon) yang menghasilkan 17. Jumlah neptu weton seseorang yang lahir pada hari Sabtu kliwon adalah 17. Selanjutnya, kita bisa menggunakan neptu hari dan pasaran Jawa untuk menghitung weton. Weton adalah gabungan dari tujuh hari dalam seminggu seperti senin, selasa, dan sebagainya, ditambah dengan hari pasaran Jawa yaitu Legi, Pahing, Pon, Wage, dan Kliwon. Misalnya, jika seseorang lahir pada Rabu Wage, untuk menghitung wetonnya, kita hanya perlu menjumlahkan nilai 7 dari hari dan nilai 4 dari pasaran. Sehingga, neptu weton seseorang tersebut adalah 11. Selain itu, primbon Jawa juga dapat digunakan untuk menentukan kecocokan pasangan suami istri berdasarkan neptu dan pasaran dari masing-masing individu. Sebagai contoh, jika Ayah lahir pada Selasa Legi dan ibu lahir pada Jumat Kliwon, maka neptu weton Ayah adalah 3+5=8 dan neptu weton Ibu adalah 6+8=14. Dalam primbon Jawa, terdapat keterangan mengenai arti dari setiap pasaran dan neptu yang terkait dengan sifat dan karakteristik seseorang. Namun, baik neptu maupun pasaran pada akhirnya hanya sebatas hitungan yang dapat digunakan sebagai referensi dan tidak dapat meramalkan nasib seseorang. Secara keseluruhan, neptu dan pasaran Jawa merupakan bagian dari primbon Jawa yang masih dipergunakan oleh masyarakat Jawa. Meskipun terdapat pandangan skeptis mengenai penggunaannya, namun bagi sebagian orang, hitungan neptu dan pasaran masih menjadi referensi dalam kegiatan sehari-hari.