aksara murda ka

aksara murda ka

Aksara Murda: Yaitu, untuk Menulis, Jawa, Penting, dan Transliterasi Aksara Murda, yang juga dikenal sebagai Aksara Jawa Murda, merupakan huruf khusus dalam aksara Jawa. Terdapat 7 huruf, yaitu Na, Ka, Ta, Sa, Pa, Ga, dan Ba. Aksara Murda berfungsi seperti huruf besar dalam bahasa Latin dan digunakan untuk menulis nama orang penting, tempat, atau daerah yang terkenal. Untuk memudahkan penulisan aksara Jawa, terdapat berbagai macam jenis aksara tambahan dan salah satunya adalah Aksara Murda. Aksara Murda merupakan huruf khusus yang digunakan untuk melengkapi huruf kapital dalam penulisan aksara Jawa. Aksara ini difungsikan untuk menuliskan kata atau kalimat kehormatan, seperti nama raja atau ratu, nama orang, gelar, leluhur, pangkat, kedudukan, lembaga, geografi, hingga sesuatu yang dibanggakan dan dihormati. Contoh penggunaan Aksara Murda adalah di awal kata hingga akhir kata. Setiap kata cukup mengandung satu Aksara Murda. Sebagai contoh, Aksara Murda dalam penulisan gelar. Dikutip dari buku “Lemuria Atlantis Nusantara: True Back History of Indonesia” (2020: 248), aksara adalah satuan terkecil yang merepresentasikan suku kata terbuka (konsonan-vokal) dengan vokal /a/ atau /c/, tergantung posisinya. Aksara Madura mewakili suara /a/ atau /ɤ/. Bentuk Aksara Madhurâ terdiri dari aksara ghâjâng (Aksara Ngle-gena), Aksara Rajâ atau Murdâ (Aksara Murda), Aksara Sowara atau Swara (Aksara Swara), dan Aksara Rèka'an (Aksara Rékan). Aksara Murda merupakan bagian dari Aksara Jawa yang digunakan untuk menuliskan huruf kapital di kata-kata tertentu. Aksara murda terdiri dari 8 huruf, yaitu Na-Ka-Ta-Sa-Pa-Nya-Ga-Ba. Ada sejumlah ketentuan tertentu dalam menuliskannya, seperti tidak dapat digunakan sebagai penutup suku kata, tidak dapat diberi pasangan, dapat diberi sandhangan (tanda bunyi pada aksara Jawa), dan sebagainya. Aksara Wyanjana adalah aksara Ngle-gena yang terdiri dari 20 huruf dan merupakan bentuk suku kata terbuka {a} yang disebut sebagai aksara Wuda (telanjang) karena belum mendapatkan imbuhan atau sandhangan. Aksara Murda hanya terbatas pada beberapa huruf saja, yaitu Na, Ka, Ta, Sa, Pa, Ga, dan Ba. Aksara Murda digunakan untuk menuliskan nama gelar, nama diri, nama geografi, nama lembaga pemerintah, dan nama lembaga berbadan hukum. Aksara Jawa Ha-na-ca-ra-ka dipercayai diciptakan pada abad ke-7 oleh Prabu Nur Cahya atau Sang Hyang Nur Cahya di negeri Dewani yang mempunyai tanah jajahan sampai negeri Arab dan Jawa.