tata cara sembahyang dewi kwan im

tata cara sembahyang dewi kwan im

Dewi Kwan Im, atau juga dikenal sebagai Dewi Guan Yin (Hanzi: 觀音娘娘; 觀世音; Pinyin: Guanyin niangniang; Guanshiyin) adalah sosok Dewi Welas Asih dan penyayang yang sangat dihormati oleh masyarakat Tiongkok dan perantauannya di seluruh dunia. Nama 'Kwan Im' sendiri berasal dari dialek Hokkien yang dipakai oleh mayoritas etnis Tionghoa di Indonesia. Masyarakat Tionghoa sering memuja Dewi Kwan Im pada tanggal 14 Oktober 2022 sebagai sembayang pelepasan raga. Meski begitu, dalam khasanah mitologi Dewa-Dewi Tionghoa dari agama Buddha, Konghucu, maupun Tao, Dewi Kwan Im selalu diberi tempat khusus sebagai sosok yang patut dihormati. Ada beberapa cara untuk menghormati Dewi Kwan Im, antara lain: 1. Berdasarkan Shio: Salah satu cara yang paling sederhana adalah dengan mengarahkan altar sembahyang ke arah utara jika seseorang bershio tikus, dan seterusnya. 2. Berdasarkan unsur yang baik: Metode ini dianalisis dengan menggunakan metoda bazi untuk mencapai unsur yang baik, dan kemudian dicari arahnya. Ada tabel arah berdasarkan unsur dalam metode ini. Sembahyang kepada Dewi Kwan Im dilakukan pada tanggal 19 Bulan 2 Imlek (Jumat, 10 Maret 2023) untuk hari kelahiran, tanggal 19 Bulan 6 Imlek (Sabtu, 05 Agustus 2023) untuk hari mencapai kesempurnaan-Nya, dan tanggal 19 Bulan 9 Imlek (Kamis, 02 November 2023) sebagai hari meninggalkan raga-Nya. Beberapa anggapan yang mungkin dilakukan adalah merasa "belum cukup umur" untuk memasang atau membuat altar sembahyang, atau takut ada kesalahan apabila memasangnya kurang tepat di dalam rumah. Ada beberapa tata cara sembahyang kepada Dewi Kwan Im dengan membaca mantra "Koo Ong Kuan See Iem Keng" dan disarankan untuk memasang dupa/hio 1 batang bagi yang memuja Dewi Kwan Im di rumah. Wisatawan juga dapat mengikuti ritual Ciamsi di Kelenteng Dewi Kwan Im untuk mencari petunjuk mengenai rejeki, jodoh, atau kepentingan pribadi lainnya. Ritual ini sangat diminati pada saat tahun baru Imlek dan terutama di Wisata Budaya Gunung Kawi. Patung-patung Buddha yang terdapat di salah satu tempat sembahyang Vihara Dewi Kwan Im pun menjadikan tempat ini sebagai salah satu vihara terbesar dan tertua di Pulau Belitung dengan usia lebih dari 250 tahun. Vihara ini memiliki tiga tempat sembahyang. Dalam penelitian mengenai artefak, kegiatan, dan gagasan dalam altar sembahyang Dewi Kwan Im pada rumah masyarakat Tionghoa Buddha di Medan, teknik pengumpulan dan analisis data dilakukan secara sistematis, logis, rasional, dan terarah dengan metode penelitian.