jatuhnya konstantinopel

jatuhnya konstantinopel

Kejatuhan Konstantinopel, juga dikenal sebagai Hálosis tís Konstantinoupóleos atau İstanbul'un Fethi dalam bahasa Turki, adalah peristiwa penting dalam sejarah Romawi Timur. Pada tanggal 29 Mei 1453, kota tersebut jatuh ke tangan Kesultanan Utsmaniyah yang dipimpin oleh Mehmed II Sang Penakluk. Kejadian ini menjadi salah satu penanda berakhirnya Abad Pertengahan. Konstantinopel terletak di antara benua Asia dan Eropa serta dibelah oleh Selat Bosporus. Sejak tahun 324 Masehi hingga awal abad ke-15 Masehi, Konstantinopel menjadi ibukota dari Byzantium Romawi Timur. Namun, pada bulan Mei 1453, kota tersebut jatuh ke tangan bangsa Turki. Pasukan Ottoman menjarah kota dan membunuh penduduknya sehingga hampir 4.000 orang meninggal dan 50.000 lainnya dijadikan budak. Setelah jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Usmani, banyak peraturan yang dibuat yang menyulitkan lalu lintas pelayaran bangsa Eropa, terutama dalam memperoleh rempah-rempah. Keadaan ini mendorong para pedagang Eropa mencari jalur alternatif, yang akhirnya membawa mereka ke nusantara. Peristiwa ini memberi dampak bagi Nusantara dalam segi perdagangan. Jatuhnya Konstantinopel disebut oleh para sejarawan sebagai akhir dari Abad Pertengahan karena kekaisaran Romawi yang berdiri sejak abad klasik di Barat, kemudian dilanjutkan oleh Byzantium di Timur, benar-benar terhapus oleh sejarah. Konstantinopel sendiri kehilangan haknya atas gandum gratis pada 618, setelah Heraclius sadar bahwa kota itu tak lagi dapat memperoleh pasokan dari Mesir akibat peperangan dengan Persia. Populasi Konstantinopel menurun drastis akibatnya, dari 500.000 menjadi 40.000-70.000 jiwa saja. Dalam sejarah perdagangan, jatuhnya Konstantinopel membawa pengaruh besar bagi bangsa Eropa dan Indonesia. Setelah jatuhnya kota itu, perdagangan Eropa menjadi berantakan dan banyak negara Eropa yang mencari jalur alternatif untuk perdagangan rempah-rempah. Peristiwa ini akhirnya membawa bangsa Eropa ke nusantara dan memulai awal mula hubungan jangka panjang antara Eropa dan Indonesia.