kerusuhan sepak bola terbesar di dunia

kerusuhan sepak bola terbesar di dunia

6 Kerusuhan Sepak Bola Terbesar di Dunia, Ada Tragedi Kanjuruhan Dunia sepak bola Indonesia kembali tercoreng akibat ulah suporter. Kali ini, suporter tim Liga 2, Gresik United, terlibat kerusuhan dengan aparat kepolisian. Namun, ini bukanlah tragedi terbesar dalam sejarah sepak bola dunia. Tragedi terbesar adalah kerusuhan yang terjadi di Stadion Nasional, Lima, Peru pada 24 Mei 1964. Sekitar 328 orang meninggal dunia akibat sesak napas dan pendarahan internal, bahkan kemungkinan jumlah korban tewas lebih tinggi. Selain kasus Kanjuruhan, ada daftar tragedi sepak bola besar di dunia, seperti Estadio Nacional di Lima, Heysel, dan Hillsborough. Peristiwa terjadi di Stadion Kanjuruhan setelah pertandingan Liga 1 2022/2023 antara Arema FC vs Persebaya Surabaya pada 1 Oktober 2022 di Kabupaten Malang. Beberapa bencana besar lain yang pernah terjadi di stadion sepak bola di antaranya krisis di Gaza Selatan, bentrokan antara polisi dan suporter klub sepak bola Zamalek di Kairo, dan yang terakhir adalah insiden Accra Sports Stadium di Ghana. Hooliganisme sepak bola memiliki sejarah panjang di Indonesia, dengan puluhan suporter tewas sejak tahun 1990-an. Klub penggemar beberapa tim memiliki apa yang disebut "komandan", dan unit polisi anti huru hara hadir di banyak pertandingan, dengan suar sering digunakan untuk membubarkan kerumunan kerusuhan yang menginvasi lapangan. Tragedi Kanjuruhan adalah salah satu tragedi terbesar di Indonesia dan di dunia. Dari data yang didapat pada 2 Oktober 2022, terdapat total 127 korban meninggal dunia, terdiri dari 125 suporter dan 2 pihak kepolisian. Korban meninggal dibawa ke RS Wava Husada, dan 3 korban lainnya dibawa ke RS Kanjuruhan. Kiranya para suporter sepak bola dapat lebih bijak dalam menyikapi hasil pertandingan dan tidak memicu kerusuhan yang dapat mengarah pada tragedi seperti yang terjadi di Kanjuruhan.