72 bidadari hadits palsu

72 bidadari hadits palsu

Menguji Kebenaran Hadis Jihad dan Bonus Menikahi 72 Bidadari Kata “bidadari (hur al-‘ain)” dalam hadis ini menarik untuk dicermati. Dalam Hadis At-Tirmidzi, Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: "Sesungguhnya perempuan ahli surga itu putih betisnya terlihat dari luarnya 70 lapis pakaian sutra, sampai-sampai terlihat sumsum betisnya. Demikian itu sebab Allah berfirman: 'Mereka bidadari surga seolah-olah adalah Yaqut dan Marjan. Dalam ilmu hadits, terdapat beberapa klasifikasi hadits seperti hadits sahih, hadits hasan, dan hadits mardud (hadits palsu dan dhaif). Hadits palsu atau maudhu menurut Syekh Manna’ al-Qattan adalah hadits yang dibuat-buat, diada-adakan, berupa kedustaan yang disandarkan kepada Rasulullah SAW. Ada beberapa cara membedakan hadits palsu dan shahih yang dapat dilakukan, salah satunya adalah melalui indikasi dari para perawi. Syeikh Mulla Ali al-Qari pernah menyatakan dalam hadis bahwa orang yang mati syahid di jalan Allah SWT akan dikahwinkan dengan 72 bidadari di akhirat kelak. Namun, iming-iming imbalan bidadari surga ini seringkali disalahartikan dan dijadikan alat justifikasi atas tindakan terorisme atas nama jihad dan memperjuangkan Islam. Sedangkan menurut Associate Professor Sejarah dari Universitas St. John, Nerina Rustomji, bidadari dipandang sebagai sosok pendamping seksual bagi laki-laki Muslim di surga. Bahkan, imbalan menikahi 72 bidadari surga tidak selalu disebutkan dalam semua riwayat hadis, sehingga perlu dilakukan pembuktian khusus untuk mengetahui apakah redaksi ini merupakan tambahan dari perawi atau bukan. Sementara itu, hadis palsu atau maudhu dihasilkan oleh empat kelompok, yaitu anak-anak belajar mengaji dan membaca Alquran, pengarang fiqih bid'ah, musuh Islam, dan para pemalsu hadis. Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk memahami dan menguji kebenaran setiap hadis yang kita jumpai.