kata kata semarang

kata kata semarang

50 Kata Khusus Semarang yang Sering Digunakan Sehari-hari - detikcom Masyarakat Semarang menggunakan bahasa Jawa yang mirip dengan daerah lain di Jateng dan Jawa Timur. Namun, terdapat dialek dan modifikasi khusus yang disebut Semarangan, sekaligus menjadi pembeda bahasa Jawa Semarang dengan bahasa Jawa lainnya. Berikut adalah beberapa kata khas Semarangan yang sering digunakan: 1. Blaik atau lhais, digunakan sebagai kata eksklamatif (kata seru) dalam dialek Jawa Semarangan yang kurang lebih artinya sama dengan kata "waduh" atau "walah" dalam bahasa Indonesia. Kata ini digunakan sebagai ungkapan kekagetan atau terkejut. Contoh penggunaan: Blaik, montorku dicolong padahal mau wis tak kunci! 2. Ndes, panggilan yang diambil dari Gondes, biasanya digunakan di kalangan teman dekat saja. 3. He'eh, digunakan sebagai bentuk persetujuan, pengganti kata "iyah". 4. Asem arang, berasal dari kata "asem" dan "arang", yang artinya "asam" dan "jarang" secara berurutan, merujuk pada rasa asam pedas pada makanan khas Semarang. 5. Semarangan, bahasa khas Semarang yang memiliki karakteristik sendiri dan tidak dimiliki oleh bahasa lokal lainnya. 6. Ndas, panggilan akrab sejenis ndes. 7. Belet, digunakan sebagai bentuk penghalauan atau oposisi. 8. Ndul, panggilan akrab lainnya selain ndes dan nda. 9. Pansos, singkatan dari kata "panti sosial" yang merujuk pada kegiatan sosial atau kemanusiaan. 10. Jumawa, berasal dari kata "jumat" dan "rawa", yang artinya kolam pada musim penghujan. Kata ini digunakan untuk menyebutkan tempat atau hal yang kumuh atau tidak terawat dengan baik. 11. Ndangdut, berasal dari kata "ndang" dan "dut" yang berarti menunggu dan musik dangdut. Kata ini digunakan untuk menyebut penjual makanan atau minuman yang menunggu pembeli dengan suara musik dangdut yang kencang. 12. Ndolalak, kata ini digunakan sebagai bentuk perubahan atau kritik. 13. Woy, digunakan sebagai panggilan untuk memanggil perhatian seseorang atau sebagai bentuk protes. 14. Lho, digunakan sebagai kata penghubung dalam percakapan sehari-hari. 15. Datha, digunakan untuk menyebut harga yang lebih murah dari harga pasaran. 16. Dengkul, kata ini digunakan sebagai bentuk ejekan dan cemoohan. 17. Ngopio, digunakan jika ingin memesan minuman kopi. 18. Ngeluchu, kata ini digunakan sebagai bentuk protes atau pengeluhan. 19. Bobrok, digunakan untuk menyebut barang atau fasilitas yang sudah rusak. 20. Mblayer, digunakan untuk mengacu pada kost-kostan atau tempat tinggal yang murah dan tidak terawat. 21. Mercon, digunakan untuk merujuk pada seseorang yang berperilaku tak bermoral atau nakal. 22. Ngeludruk, kata ini digunakan sebagai bentuk ejekan seseorang yang sok hebat tapi tidak mampu memberikan hasil yang baik. 23. Ngambek, digunakan untuk menyebut seseorang yang sedang marah atau kecewa. 24. Ngajak-ajak, kata ini digunakan sebagai bentuk rayuan dalam percakapan sehari-hari. 25. Ncopet, kata ini digunakan untuk menyebut orang yang mencuri barang orang lain. 26. Nyomot, digunakan sebagai bentuk tindakan mengambil barang orang lain secara sembunyi-sembunyi. 27. Ora meng, kata ini digunakan untuk menyatakan bahwa seseorang tidak percaya atau meragukan sesuatu. 28. Nyolong, digunakan untuk menyebut tindakan mencuri barang orang lain secara terang-terangan. 29. Edan, kata ini digunakan sebagai bentuk protes atau ketidaksetujuan. 30. Ndola, kata ini digunakan sebagai bentuk penghinaan atau cacian. 31. Ngresik, berasal dari kata "ngresik", yang berarti menjadi lebih rendah atau merosot. Kata ini digunakan untuk menyebut seseorang atau sesuatu yang menjadi lebih buruk. 32. Wedak, digunakan untuk menyebut minuman beralkohol. 33. Jonsen, digunakan sebagai bentuk rayuan atau pujian dalam percakapan sehari-hari. 34. Skeche, berasal dari kata "sketsa", digunakan untuk menyebutkan baju atau pakaian yang rusak atau tidak terawat dengan baik. 35. Boleh, digunakan sebagai bentuk persetujuan atau izin. 36. Nggrujak, kata ini digunakan untuk menyebut seseorang yang arogan atau sombong. 37. Ndema, digunakan sebagai bentuk peringatan atau nasihat. 38. Gacoan, digunakan untuk menyebut seseorang yang merasa pintar atau hebat. 39. Tongkrongan, kata ini digunakan untuk menyebut tempat berkumpulnya sekelompok anak muda. 40. Jaman now, kata ini digunakan untuk menyatakan bahwa saat ini sedang trend atau populer. 41. Gresik, kata ini digunakan untuk menyebut seseorang atau sesuatu yang baru. 42. Grubug, digunakan untuk menyebut seseorang yang kurang ajar atau tidak sopan. 43. Ngeraspist, digunakan untuk menyebut seseorang yang suka bertingkah aneh. 44. Weiner, kata ini digunakan sebagai bentuk rayuan atau pujian dalam percakapan sehari-hari. 45. Goa kita, digunakan sebagai bentuk persaudaraan atau solidaritas. 46. Segera, digunakan sebagai bentuk ajakan atau perintah dengan nada yang tegas. 47. Silit, digunakan sebagai bentuk kata penghubung dalam percakapan sehari-hari. 48. Ngakap, digunakan untuk menyebut seseorang yang sok tahu atau berbicara tentang sesuatu yang dia tidak pahami. 49. Suroboyoan, berasal dari kata "Suroboyo" yang artinya "Surabaya", digunakan untuk menyebut bahasa khas orang Surabaya. 50. Asyu, digunakan sebagai bentuk protes atau kekecewaan atas sesuatu.