riweuh

riweuh

Artikel Riweuh dan Kata-kata Bahasa Sunda Lainnya - kumparan.com Dalam bahasa Sunda, riweuh memiliki arti pikiran kacau karena terlalu banyak pekerjaan atau masalah yang mengganggu. Menurut Kamus Genggam Bahasa Sunda oleh Lulu Luthfiyan dkk (2016), riweuh adalah kondisi di mana seseorang tidak dapat berpikir dengan kepala yang tenang karena banyak hal yang sedang dipikirkan atau dikerjakan. Kata riweuh juga dapat diartikan sebagai repot, sibuk, berisik, atau asumsi tak tenang karena banyak problem. Biasanya, riweuh digunakan untuk menggambarkan kehidupan yang sibuk, penuh dengan aktivitas, dan kadang-kadang membuat orang merasa kewalahan. Dalam Kamus Sunda-Indonesia, riweuh juga dijelaskan sebagai sibuk. Selain itu, ada juga kata-kata bahasa Sunda lainnya seperti riuk, riung, riut, riwan, riyeg, rob, robah, rocet, rocop, adeuh, ampeuh, angkeuh, ayeuh, bareuh, baseuh, beubeureuh, cameuh, careuh, dan cileuh. Riweuh termasuk dalam morfem dasar bebas atau kata dasar yang bisa berdiri sendiri tanpa imbuhan. Dalam tingkatan bahasanya, riweuh termasuk ke dalam bahasa Sunda loma atau bahasa Sunda yang lebih dekat. Dalam kehidupan sehari-hari, riweuh menjadi bagian integral dari budaya dan pola pikir orang Sunda. Sebagai contoh, menjelang bulan puasa dan saat menjelang hari raya Idul Fitri, banyak orang merasakan riweuh karena harus mempersiapkan berbagai keperluan seperti membeli baju baru, kue, daging ayam, dan merencanakan biaya untuk mudik. Selain riweuh, ada juga kata-kata bahasa Sunda lainnya yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari seperti aing yang artinya "saya" atau berperan sebagai kata ganti orang pertama. Namun, perlu diingat bahwa penggunaan bahasa Sunda tidak hanya bergantung pada daerah asal seseorang, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh faktor usia, gender, dan tingkat pendidikan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk mengetahui arti kata-kata bahasa Sunda agar dapat berkomunikasi secara efektif dengan orang-orang di sekitar kita.