pg jatibarang

pg jatibarang

Pabrik Gula Jatibarang, juga dikenal sebagai Suikerfabriek Djatibarang, adalah pabrik gula peninggalan Belanda di Hindia Belanda yang termasuk dalam program Cultuurstelsel. Pabrik ini didirikan pada tahun 1842 oleh perusahaan swasta Belanda, NV Mijtot Exploitile der Surker Onderneming. PG Jatibarang merupakan salah satu dari tiga pabrik gula di Kabupaten Brebes yang dibangun oleh pemerintah Hindia Belanda semasa pendudukannya di Indonesia. PG Jatibarang melakukan giling tebu terakhirnya pada tahun 2017 dan kini akan diubah menjadi museum sejarah industri gula di Jawa yang pernah menjadi produsen gula terbesar di dunia. Kabupaten Brebes sendiri mempunyai tiga pabrik gula untuk memenuhi kebutuhan gula nasional, yaitu Pabrik Gula Kersana, Pabrik Gula Banjaratma, dan Pabrik Gula Jatibarang. Mengenang kejayaan industri gula dengan mengunjungi bekas PG Jatibarang di Kabupaten Brebes dapat menjadi pengalaman sejarah yang menarik bagi wisatawan. Dulunya, berdirinya PG Jatibarang menjadi lapangan kerja bagi masyarakat sekitar. Produksi gula di PG Jatibarang termasuk dalam gula konsumsi dengan jenis proses sulfitasi. Untuk memudahkan pengangkutan tebu-tebu yang dipanen, dibuat jaringan rel lori sepanjang ratusan kilometer ke sejumlah perkebunan-perkebunan di wilayah Brebes dan Tegal. PG Jatibarang masuk dalam wilayah PTPN IX (Persero) setelah kemerdekaan Indonesia. Namun, karena besarnya biaya operasional dan perawatan serta berkurangnya lahan untuk penanaman tebu, maka dari tiga pabrik gula di Brebes, hanya PG Jatibarang yang masih beroperasi hingga tahun 2017. Sebagai pabrik gula peninggalan Belanda yang memiliki sejarah panjang, PG Jatibarang menjadi heritage budaya yang perlu dilestarikan.