deadliest soccer match in history

deadliest soccer match in history

15 April 1989 akan selalu diingat oleh penggemar sepak bola Inggris sebagai pertandingan paling mematikan dalam sejarah Eropa - dan kepolisian yang tidak berpengalaman adalah salah satu penyebabnya. Pertandingan - semi-final Asosiasi Sepak Bola antara Liverpool dan Nottingham Forest - sangat dinanti-nantikan. Namun, tragedi yang terjadi pada saat itu mengakibatkan 96 pendukung Liverpool tewas dan 766 penonton lainnya terluka. Kemudian pada 1 Oktober 2022, sebuah kecelakaan menimpa penonton sepak bola saat pertandingan antara Arema melawan Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Indonesia, mengakibatkan 125 orang tewas akibat kerusuhan antara para pendukung yang membanjiri lapangan. Pertandingan Indonesia ini menjadi salah satu pertandingan sepak bola paling mematikan dalam sejarah, meskipun tidak separah pertandingan di Lima, Peru pada tahun 1964, yang berakhir dengan lebih dari 300 kematian setelah terjadi kerusuhan. Selain kasus ini, pada Januari 1971, kerusuhan juga terjadi di Skotlandia setelah Arema kalah dalam pertandingan sepak bola 3-2, penggemar berebut masuk ke lapangan dan memicu kepanikan yang menyebabkan polisi harus menembakkan gas air mata. Hal ini sebagai bagian dari sejarah Indonesia dalam perjuangannya melawan penjajah asing, tetapi sekarang juga menjadi dikenal sebagai kota paling mematikan dalam kekerasan sepak bola dan olahraga. Surabaya sendiri memiliki sekitar 2,5 juta penduduk dan beberapa dari tragedi kekerasan terburuk dalam sejarah sepak bola terjadi di kota ini seperti Tragedi Hillsborough pada tanggal 15 April 1989. Ada pula Tragedi Katmandu pada tahun 1988 yang disebabkan oleh bencana alam yang menyebabkan sekitar 30.000 penggemar yang menyaksikan laga sepak bola. Menurut sejarah, pada Oktober 1982, penggemar sepak bola dihimpit dan terinjak-injak saat meninggalkan pertandingan Piala UEFA antara Spartak Moscow dan tim Belanda HFC Haarlem di Stadion Luzhniki, Moskow. Semua tragedi ini menjadi pelajaran berharga bagi kita bahwa kita harus lebih waspada dalam mempersiapkan dan mengelola pertandingan untuk mencegah kejadian serupa terjadi di masa depan.