bola api terbang

bola api terbang

Ramai Soal Bola Api Terbang Disebut Banaspati, Apa Itu? - Kompas.com Sebuah video yang menampilkan bola api merah yang melayang di sekitar atap rumah disebut sebagai Banaspati sedang ramai beredar di media sosial Twitter. Banaspati sudah sangat dikenal sebagai cerita rakyat di Pulau Jawa dan Kalimantan. Konon, Banaspati menyerupai bola api terbang atau manusia yang terbakar seperti sosok Ghost Rider di komik Marvel. Banaspati dipercaya sebagai media pengiriman teluh yang bisa menyebabkan kematian pada korbannya. Banaspati jenis Tanah Liat sendiri senang bersembunyi di hutan dan gemar memangsa korbannya dengan cara menghisap darah sampai habis. Korban yang diincar adalah orang-orang yang tidak menapakkan tubuhnya dengan tanah. Video bola api terbang ini membuat netizen menjadi ramai berkomentar. Banyak yang percaya bahwa bola api terbang di depan rumah adalah perwujudan dari tanda orang yang dikirim santet. Video viral tersebut sudah dilihat sebanyak 5 juta tayangan, mendapatkan 163 ribu like dan 6,7 ribu komentar. Sebuah video viral yang memperlihatkan fenomena bola api terbang di langit sekitaran Solo Raya dan Jogja dinyatakan sebagai meteor oleh BMKG DIY. Warga Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) juga dihebohkan dengan video yang merekam seperti bola api melewati langit pada Kamis (14/9/2023). Banaspati sendiri sudah lama dikenal dan menjadi cerita rakyat yang berkembang di kalangan masyarakat Jawa. Makhluk gaib ini pernah digambarkan oleh masyarakat Jawa dalam permainan anak-anak. Dalam catatan sejarah, sejak tahun 1940 banyak penampakan bola api sering muncul dan beterbangan di atas pepohonan hutan dan telah dilihat oleh ribuan pasang mata. Puncaknya terjadi pada tahun 1981 sampai 1984, di mana ada sekitar 20 penampakan seminggu. Para pengamat mengelompokkan cahaya aneh tersebut sebesar mobil, namun tidak mengeluarkan panas, dan tidak berbahaya. Di Jakarta, pada malam perayaan tahun baru 2016, beberapa saksi mata melihat adanya bola api terbang atau braja. Braja sendiri adalah sebutan masyarakat Jawa pada masa lalu yang sering melihat bola api yang merupakan bentuk dari ilmu hitam yang dikirimkan oleh seorang dukun pada orang tertentu. Wujud bola api ini dipercaya dapat bergerak dengan cara melayang atau terbang di antara satu pohon ke pohon yang lainnya. Konon, wujud asli dari Banaspati hanya memiliki ukuran segenggaman tangan orang dewasa. Namun jika korbannya merasa ketakutan, maka wujud bola api Banaspati akan semakin membesar dan bisa memangsa korbannya. Banaspati sendiri memiliki dua wujud yang berbeda, yaitu berbentuk bola api yang hidup di antara pohon-pohon besar di tengah hutan dan manusia api. Sebutan pulung atau ndaru diberikan untuk bola api berwarna merah yang bisa terlihat terbang tinggi, terbang rendah, atau di dekat perumahan. Pulung atau ndaru seringkali keluar di malam hari, dan jika terjadi pada tengah malam dapat membawa bencana atau datangnya penyakit. Terkadang, hal ini juga menandakan datangnya teluh atau santet.