long live the king

long live the king

Frasa "The king is dead, long live the king!" pertama kali diucapkan setelah kematian Raja Charles VI pada tahun 1422, yang menobatkan putranya Charles VII sebagai raja Prancis. Frasa ini adalah pengumuman tradisional yang dibuat setelah terjadinya pergantian penguasa di berbagai negara. Meskipun terdengar kontradiktif, ungkapan ini sebenarnya adalah simbol dari kontinuitas kekuasaan atau kepemimpinan meskipun terjadi pergantian penguasa. Frasa ini digunakan untuk menunjukkan transisi yang mulus dari satu penguasa ke penguasa berikutnya. Asalnya berasal dari Prancis abad pertengahan dan kerap dikaitkan dengan monarki, di mana kematian seorang raja diikuti dengan pengakuan terhadap raja baru. Frasa ini bahkan muncul di berbagai ungkapan populer. "The king is dead, long live the king!" (Seorang raja telah mati, panjang umur raja!) merupakan sebuah ungkapan non-gloss yang digunakan ketika seorang penguasa baru menjadi pemimpin setelah penguasa sebelumnya meninggal dunia. Frasa ini juga dapat digunakan secara idiomatik untuk menunjukkan bahwa seseorang telah meninggalkan posisinya atau digantikan oleh seseorang atau sesuatu yang baru yang sekarang memiliki kendali paling banyak, paling populer, dan sebagainya. Film aksi-komedi Korea Selatan tahun 2019, Long Live the King, mengambil judul dari frasa ini dan mengisahkan tentang bos gangster yang jatuh cinta pada seorang pengacara yang keras kepala.