buaya riska mati

buaya riska mati

Buaya Riska Mat! Akibat Tidak Terawat di Penangkaran/Pak Ambo Tuntut BKSDA Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur akhirnya mengevakuasi Buaya Riska pada Selasa dini hari (3/10/2023) di Perairan Kawasan Guntung, Bontang, Kalimantan Timur. Buaya tersebut awalnya diasuh oleh Pak Ambo di Muara Sungai Guntung, Bontang, Kaltim. Pertemanan mereka terjalin sejak sekitar 25 tahun yang lalu ketika panjang Buaya Riska hanya sekitar 1 meter. Namun, setelah dirawat sekitar 25 tahun, buaya itu tumbuh menjadi buaya yang jinak, atau setidaknya bersikap jinak di depan sang pawang. Meski diasuh manusia, Buaya Riska tetap hidup bebas di perairan Guntung, Bontang Utara, Kalimantan Timur. Buaya itu juga kerap terlihat berenang di sekitar permukiman tempat tinggal Ambo. Namun, pada suatu hari ketika Pak Ambo kembali ke habitat Buaya Riska, ia kaget melihat ribuan ikan mati di lokasi tersebut. Pak Ambo menyatakan bahwa buaya itu hampir setiap hari mendatangi rumahnya dan ia sudah menganggapnya seperti anak sendiri. Konflik antara manusia dan buaya muara di Indonesia tercatat sebagai yang terparah di dunia, mencapai hampir 1.000 serangan dalam satu dekade terakhir. Sebanyak 455 orang kehilangan nyawa. Oleh karena itu, rencana evakuasi tiga buaya besar di Kota Bontang yang termasuk Buaya Riska mendapat perhatian dari BKSDA Kalimantan Timur. Namun, rencana tersebut mendapat penolakan dari Pak Ambo. Meraka bahkan memiliki berbagai legenda yang berkaitan dengan hubungan manusia dan buaya. Namun, hubungan antara Buaya Riska dengan Pak Ambo sangat menyentuh. Pak Ambo bahkan memberi sendiri nama 'Riska' dan menganggap buaya tersebut sebagai anaknya. Kini, setelah dievakuasi oleh BKSDA, Buaya Riska sudah tidak lagi berada di lingkungan Pak Ambo.