prajurit lombok abang

prajurit lombok abang

Tentang Bregada Wirabraja, Prajurit Keraton Jogja Berjuluk 'Lombok Abang' Prajurit Keraton Jogja yang terkenal dengan sebutan "prajurit lombok abang" merupakan bagian dari kesatuan Wirabraja. Nama "lombok abang" diberikan kepada kesatuan prajurit ini karena seragam yang dikenakan berwarna merah. Kesatuan Wirabraja memiliki bendera yang dinamai Gula Klapa yang dipasang pada tombak bernama Kiai Slamet dan Kiai Santri, dengan toponimi yang memiliki filosofi yang sarat akan makna. Para prajurit Lombok Abang awalnya tinggal di daerah Wirobrajan, namun sekarang tersebar di seluruh Jogja. Saat upacara Grebeg, bregada Lombok Abang berbaris di depan gunungan, sedangkan bregada Plangkir berbaris di belakangnya. Keraton Jogja memiliki sepuluh bregada yang terdiri dari prajurit yang jumlahnya cukup kecil, sekitar 600 orang dengan jumlah anggota tiap pasukan berbeda-beda. Setiap Sabtu Kliwon, sekitar 35 hari (menurut kalender Jawa) Puro Pakualaman menggelar upacara tradisi pergantian Prajurit Jaga. Di Puro Pakualaman sendiri ada dua prajurit yang berjaga yakni Prajurit Bregada Lombok Abang dan Prajurit Plangkir yang berganti. Selain itu, terdapat 10 kesatuan prajurit atau bregada yang dimiliki Keraton Jogja yaitu Wirabraja, Dhaeng, Patangpuluh, Jagakarya, Prawiratama, Ketanggung, Mantrijero, Nyutra, Surakarsa, dan Bugis. Setiap bregada memiliki penampilan dan seragam yang berbeda-beda, termasuk seragam prajurit Lombok Abang yang mengenakan sikepan, ikat pinggang dari kain satin dan celana panji yang semua berwarna merah menyala, sepatu pantofel hitam dengan kaus kaki putih, dan memakai topi bernama Kudhup Turi (dalamnya memakai blangkon) yang ujungnya lancip menyerupai mirip kelopak bunga turi dan lombok abang (cabai merah).